KEANEKARAGAMAN ALAMI DAN BUATAN
Dosen Pengampu :
Wawan Suprianto Nadra, S.Pd.,M.Pd
Disusun
Oleh,
Name
: Ani Ali
Npm
: 03301511042
Kelas : A
Semester
:III (Tiga)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan karunia-Nya sehingga,penulis dapat menyusun makalah yang
bertema ”Ekosistem” dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah IPA 1 yang telah memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas yang menjadi kesepakatan
dalam kontrak perkuliahan. Dengan demikian penulis berharap agar makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami materi mengenai Ekosistem.Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Ternate,1
Oktober 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Makhluk hidup akan selalu
membutuhkan makhluk hidup lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi
antara individu dengan lingkungannya bersifat saling mempengaruhi atau timbal
balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik (produsen, konsumen, dan
pengurai) dengan abiotik (cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral)
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.Untuk menjaga keseimbangan
ekosisitem rantai makanan sangat berperan penting. Rantai makanan adalah
pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme
yang makan dan yang dimakan. Rantai makanan yang tidak terputus dapat menandai
keseimbangannya ekosistem.
Secara alami, alamlah yang mengatur keseimbangan
ekosistem dengan mengontrol hubungan antara komponen biotik dan abiotik. Namun,
sekarang aktivitas manusia juga banyak yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem
Lalu, bagaimana dengan ekosistem buatan yang dibuat untuk kepentingan
hidup manusia? Dan bagaimana pula peranan manusia dalam interaksi hubungan
timbal balik dari pengertian ekosistem diatas? Makalah ini mencoba mengkaji
permasalahan-permasalahan tersebut dengan mendefinisikan ekosistem buatan
beserta contoh dan komponen di dalamnya.
B. RUMUSAN MALASAH
Berdasarkan judul di atas, rumusan masalah yang
menjadi fokus dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian ekosistem menurut para ahli?
2. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem
buatan?
3. Apa saja macam-macam ekosistem buatan?
4. Hal-hal apa yang mepengaruhi keseimbangan
ekosistem?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah menambah
pengetahuan pembaca untuk mengetahui secara jelas mengenai ekosistem
buatan dan peranan manusia di dalamnya.Penulis mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di
dalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang
dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur
yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah
fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus
materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.
2. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan
pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di
dalam suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi
dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen
dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya.
3. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur
lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan
menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam
alam (Dephut, 1997).
4. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks
di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata
rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).
5. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam
ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993).
Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena
merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki
relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap,
sehingga di da lam
unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi
ekosistemnya
6. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi (UU
Lingkungan Hidup Tahun 1997). Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik
maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai
satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri,
tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi,
saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
7. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
(Soemarwoto, 1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem
karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi
secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik.
Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan yang
pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi.
Ekosistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Ekosistem
alami
Ekosistem alami adalah ekosistem
yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia. Ekosistem alami
dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem darat dan ekosistem
perairan.Contoh ekosistem darat adalah ekosistem hutan.Contoh ekosistem
perairan adalah ekosistem danau, ekosistem rawa dan lain sebagainya.
2) Ekosistem
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya.http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem -
cite_note-a-4 Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman
rendah.
B. Contoh-contoh Ekosistem
1. Ekosistem
Sawah
Sawah masuk ke dalam ekosistem buatan karena
keberadaan sawah dibuat oleh manusia sebagai pemenuh kebutuhan hidup akan
makanan. Manusia berperan penting dalam ekosistem sawah. Baik dalam pembentukan
struktur, komponen, dan pengaturan sawah.Komponen Ekositem Sawah.Faktor biotik
dalam sawah meliputi padi (tanaman utama sawah), tanaman sekunder, hewan, dan
tanaman liar.
a.
Padi
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan
tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara
cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga,
padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat
ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di
sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada
sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi
yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
b. Tanaman
Sekunder
Di sawah yang di olah petani, sering ditemui tanaman
lain yang bermanfaat bagi petani. Sebagai contohnya tanaman pisang.
Pisang yang membutuhkan air yang cukup, baik tumbuh di lingkungan persawahan.
Juga banyak tanaman lain yang bermanfaat bagi petani.
c. Hewan
Lingkungan sawah menjadi tempat berkumpulnya banyak
hewan. Baik yang liar ataupun peliharaan. Sebut saja burung pemakan padi,
jangkrik, keong, ikan, ular, tikus, dan lainnya. Hewan tersebut terhubung dalam
suatu rantai makanan. Tikus dan burung memakan padi. Ular berfungsi sebagai
predator dari pemangsa padi sebelum di mangsa oleh predator diatasnya ataupun
mati di urai oleh bakteri pengurai. Hewan pemakan padi ini di anggap sebagai
hewan penggangu.
Di samping itu ada juga hewan yang memang di
manfaatkan petani untuk membantu dalam pengerjaan dan pengolahan sawah. Sebagai
contoh yaitu sapi. Sapi berguna dalam membajak sawah. Meski sekarang fungsinya
telah tergantikan oleh trakor modern. Ada juga anjing yang berguna menjaga
sawah.
Hewan lainnya yang bermanfaat yaitu hewan yang bisa di
tumpang sari kan. Contohnya ikan. Ikan yang di manfaatkan yaitu ikan yang bisa
hidup di daerah lumpur.
d. Tanaman liar
Tanaman liar umumnya adalah tanaman penggangu padi.
Kebanyakan tanaman penggangu adalah tanaman yang membutuhkan banyak air.
Contohnya rumput, ilalang, dan lainnya.Faktor Abiotik.Padi tentu saja membutuhkan
tanah dan banyak air. Air di alirkan dalam sistem irigasi sawah sehingga dapat
mengalirinya. Di lingkungan sawah juga terdapat batu, cahaya, sinar matahari,
suhu, ketinggian, dan lainnya. Yang kesemuanya dibutuhkan dalam ekosistem
sawah. Rantai Makanan Pada Ekosistem Sawah
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran
sungai dan danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut
pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan
aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahanbahan
kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi
pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan
keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah
fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
2. Ekosistem Hutan Buatan
Sebagai contoh dalam pembahasan ekosistem hutan
buatan, akan diambil hutan mangrove. Mangrove berfungsi membantu melindungi
pantai dari erosi (abrasi) oleh air laut, angin ribut, dan gelombang laut.
Mereka mencegah erosi garis pantai dengan bertindak sebagai penghalang dan
penangkap material alluvial, sehingga menstabilkan ketinggian daratan dengan
membentuk daratan baru untuk mengimbangi hilangnya sedimen.
Akar mangrove yang jalin-menjalin, beserta
pneumatofora dan batang mangrove dapat mengurangi kecepatan arus air, menangkap
sedimen untuk menjaga ketinggian daratan pantai dan mencegah siltasi pada
lingkungan laut di sekitarnya. Hutan mangrove juga berperan serupa dalam hal
pemerangkap dan penyaring sedimen dan bahan pencemar, sehingga sedimentasi dan
pencemaran di perairan pesisir jauh berkurang. Mangrove juga berperan dalam
mengatur pasokan air tawar ke sistem perairan pesisir.
Kemampuan mangrove untuk menjadi daerah penyangga
membantu mengurangi kerusakan bangunan dan jatuhnya korban jiwa pada saat badai
dan tsunami. Hasil penelitian Istiyanto et al. (2003) yang merupakan pengujian
model di laboratorium antara lain menyimpulkan bahwa rumpun bakau (Rhizophora
sp) memantulkan, meneruskan, dan menyerap energi gelombang tsunami yang
diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami melalui rumpun tersebut.
Ditinjau dari segi komponen, hutan mangrove bisa
dirincikan sebagai berikut :
a. Komponen Biotik
Faktor biotik hutan mangrove adalah faktor hidup yang
meliputi semua makhluk hidup yang ada di hutan mangrove. Tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan
sebagai dekomposer.
·
Produsen
Di dalam hutan mangrove terdapat
flora yang berkedudukan sebagai produsen utamanya yaitu pohon mangrove itu
sendiri.
·
Konsumen Hutan Mangrove
Untuk tingkat trofik konsumen
terdapat berbagai fauna mangrove. Komunitas fauna hutan mangrove membentuk
percampuran antara 2 (dua) kelompok:
Ø Kelompok
fauna daratan/terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove,
terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung.
Ø Kelompok
fauna perairan/akuatik, terdiri atas dua tipe, yaitu yang hidup di kolom air,
terutama berbagai jenis ikan, dan udang dan yang menempati substrat baik keras
(akar dan batang pohon mangrove) maupun lunak (lumpur), terutama kepiting,
kerang, dan berbagai jenis invertebrata lainnya
·
Mikroorganisme Hutan Mangrove
Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Mikroorganisme yang banyak berperan adalah
bakteri dan fungi.
b. Komponen Abiotik
·
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi
faktor fisik dan kimia, seperti di bawah ini : Tanah
·
Tanah mangrove merupakan tanah alluvial yang dibawa
sebagai sedimen dan diendapkan oleh sungai dan laut. Tanah ini dapat
diklasifikasikan sebagai pasir (sand), lumpur/debu halus (silt) dan
lempung/tanah liat (clay). Tanah disusun oleh ketiganya dengan komposisi
berbeda-beda, sedangkan lumpur (mud) merupakan campuran dari lumpur halus dan
lempung yang keduanya kaya bahan organik (detritus). Derajat Keasaman (pH)
·
Adanya kalsium dari cangkang moluska dan karang lepas
pantai menyebabkan air di ekosistem mangrove bersifat alkali. Namun tanah
mangrove bersifat netral hingga sedikit asam karena aktivitas bakteri pereduksi
belerang dan adanya sedimentasi tanah lempung yang asam.
Oksigen Berbeda dengan tanah kering, lumpur hampir tidak memiliki rongga
udara untuk menyerap oksigen, sehingga beberapa tumbuhan membentuk metode yang
luar biasa untuk menyerap oksigen, seperti menumbuhkan akar pasak, akar lutut,
akar penyangga, dan akar papan ke atas permukaan lumpur untuk memperolehn
oksigen.
·
Sinar, Suhu, dan Kelembapan
·
Kondisi di atas dataran lumpur terbuka dan di bawah
kanopi hutan sangat berbeda. Dataran lumpur yang tersinari matahari langsung
pada saat laut surut di siang hari menjadi sangat panas dan memantulkan cahaya,
sedangkan permukaan tanah di bawah kanopi hutan mangrove terlindung dari sinar
matahari dan tetap sejuk. Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari
5°C dan suhu udara rata-rata di bulan terdingin lebih dari 20°C. Tingkat
kelembaban hutan mangrove lebih kering dari pada hutan tropis pada umumnya
karena adanya angin.
·
SalinitasKarena masih berada di bawah pengaruh air
laut, maka hutan mangrove memilki salinitas yang cukup tinggi. Air payau dengan
salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai 38 ppt.
3. Ekosistem Waduk
Waduk atau sering disebut danau buatan yang besar
merupakan salah satu perairan umum yang merupakan perairan buatan (artificial
water-bodies), yang dibuat dengan cara membendung badan sungai tertentu.
·
Manfaat adanya Waduk
Pembangunan waduk/bendungan merupakan salah satu upaya
dalam pengelolaan konservasi sumber daya air. Adapun manfaat dari keberadaan
waduk/bendungan adalah sebagai berikut :
1) Penyediaan
air baku penduduk
Keberadaan bendungan/waduk dapat dijadikan cadangan
ketersediaan air bagi penduduk ketika musim kemarau telah tiba.
2) Suplay air
irigasi daerah persawahan.
Lahan pertanian membutuhkan air secara terus menerus.
Ketersediaan air yang melimpah menjadikan tanaman dapat supply air dan tidak
hanya mengandalkan dari datangnya hujan,
3) Pengendalian
banjir.
Melalui bendungan maka laju air dapat dikendalikan
sebagai upaya pengendalian banjir di hilir bendungan.
4) Pengembangan
pariwisata.
Keberadaan bendungan/waduk sangat berpotensi dalam
pengembangan pariwisata yang berujung pada peningkatan Pendapatan Asli daerah
(PAD) dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
5) Suplai air
untuk kegiatan industri.
Kegiatan industri membutuhkan air baku yang relatif
banyak. Oleh karena itu dapat merangsang investor untuk mendirikan industri.
·
Komponen Ekosistem Waduk
a.
Komponen biotik
Ikan,
Plankton,
Macrophyta,
Benthos dan sebagainya.
b. Komponen abiotik
Tanah
Air dan sebagainya
C. KONDISI YANG MEMPENGARUHI EKOSISTEM
Pernahkah terbayang oleh kamu,
seperti apakah keadaan bumi pada masa lalu? Samakah dengan keadaan sekarang? Sejalan
dengan perubahan waktu, lingkungan selalu mengalami perubahan. Lingkungan
merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu. Jika kita berada di
sekolah, maka lingkungan kita adalah segala sesuatu yang berada di sekolah.
Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi antara makhluk
hidup dan tak hidup dalam suatu tempat tertentu disebut ekosistem.suatu
lingkungan mengalami perubahan maka ekosistem yang terdapat di situ akan
mengalami perubahan juga. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alamiah dan
perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
a) Perubahan Ekosistem secara Alamiah
Akhir-akhir ini sering terjadi
bencana alam berupa gunung meletus atau gempa bumi. Peristiwa-peristiwa
tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan ekosistem. Misalnya, di hutan
sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah banyak hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup
lainnya yang hidup di sana. Jika terjadi gunung meletus di Gunung Merapi maka
makhluk hidup di sana akan banyak yang mati. Begitu pula dengan bencana alam
gempa yang terjadi di Indonesia. Dengan peristiwa alam yang terjadi, ekosistem
akan berubah secara drastis. Dalam sebuah ekosistem, jika salah satu makhluk
hidup berkurang makan akan mempengaruhi keadaan makhluk hidup yang lainnya.
Peristiwa alam lain yang juga dapat merusak kesimbangan ekosistem adalah
kebakaran hutan. Baik disengaja maupun tidak sengaja kebakaran hutan
mengakibatkan kerusakan ekosistem yang ada di dalamnya. Bahkan dapat
memusnahkan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
b) Perubahan Ekosistem Akibat Perbuatan Manusia
Manusia selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia memanfaatkan alam dan lingkungannya. Namun pemanfaatannya secara
berlebihan tanpa memikirkan akibatnya. Apa saja kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan perubahan ekosistem bahkan kerusakan ekosistem.
a. Pencemaran.
(pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan
industri.
b. Terjadinya
banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya
tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
d. Penebangan
hutan secara liar (penggundulan hutan)
e. Perburuan
liar.
f.
Merusak hutan bakau.
g. Penimbunan
rawa-rawa untuk pemukiman.
h. Pembuangan
sampah di sembarang tempat.
i.
Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS)
c) Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia terhadap
Lingkungan
Kerusakan lingkungan yang terjadi
akhir-akhir ini sudah tergolong sangat parah. Pencemaran lingkungan sudah
terjadi di hampir wilayah. Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki
tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Selain akibat dari peristiwa alam dan
ulah manusia yang sengaja merusak lingkungan untuk kepentingan pribadi, penggunaan
bahan kimia di lingkungan sekitar kita, tanpa kita sadari dapat merusak
lingkungan dan ekosistemnya. Misalnya, penggunaan pupuk buatan yang tidak
sesuai dengan takaran yang seharusnya. Petani biasanya menggunakan pupuk untuk
menyuburkan tanaman. Karena keinginan untuk menghasilkan produksi pertanian
yang tinggi maka patani tidak jarang menggunakan pupuk secara berlebihan.
Walaupun diberikan dalam jumlah banyak, namun tanaman pertanian memiliki
kemampuan sendiri dalam menyerap pupuk. Akibatnya kelebihan pupuk tersebut akan
mengendap di dalam tanah. Jika terjadi hujan, maka pupuk yang tidak digunakan
itu akan ikut dalam aliran air. Misalnya, aliran air itu bermuara di sungai
atau danau. Pada mulanya pupuk yang berada di dalam danau ini akan menyuburkan tanaman
air. Namun, jika jumlahnya sangat banyak pertumbuhan tanaman air tersebut
menjadi tidak terkendali. Dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dari tanaman
air akan menutup perairan sehingga merintangi atau mengganggu transportasi air,
mempercepat pendangkalan perairan, menyumbat saluran irigasi serta instalasi
pembangkit listrik tenaga air.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.Perubahan
lingkungan dapat terjadi secara alamiah dan perubahan yang diakibatkan oleh
kegiatan manusia.Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan
lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
B. SARAN
Pelaksanaan pembangunan sebagai
kegiatan yang makin meningkat mengandung risiko pencemaran dan perusakan
lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang
kehidupan dapat pula rusak karenanya. Hal semacam itu akan merupakan beban
sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang harus menanggung
beban pemulihannya. Terpeliharanya ekosistem yang baik dan sehat merupakan
tanggungjawab yang menuntut peran serta setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan yang
bijaksana harus dilandasi wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai
kesinambungan dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan generasi sekarang dan
mendatang.
DAFTAR PUSATAKA
Ø
http://biologyyekosistem.wordpress.com/ekosistem/ekosistem-buatan/#respond
Øhttp://blog.umy.ac.id/agusbangka/2011/12/19/perbedaan-ekosistem-padang-rumputperkebunan-sawitdan-pekarangan/
diunggah 19 Desember 2011
Ø
http://www.unjabisnis.net/ekosistem-dan-macam-macam-ekosistem.html
Ø http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem#Buatan
nice information
BalasHapusgood luck to you
The best casino | OKCASINO
BalasHapusA list of the best 포커 배열 키보드 online 벳 인포 casinos in Oklahoma 바카라게임사이트 for the 온라인포커 2021 라이브바카라 season. Learn how to play online slots, blackjack and live dealer games.